Thursday, September 25, 2008

Muwassofat Tarbiyah




10 Muwassofat Tarbiyah

1.Akidah yang bersih

2.Ibadah yang sahih

3.Akhlak yang baik

4.Mampu bekerja

5.Luas wawasan fikiran

6.Tubuh yang kuat

7.Berjihad melawan hawa nafsu

8.Teratur Kehidupannya

9.Memperhatikan Waktunya

10.Bermanfaat kepada orang lain

Tarbiyah itu adalah suatu proses yang dapat mendatangkan 10 perkara ini.

Jalannya adalah dengan mengembargemburkan syiar,

"Kenalilah tuhanmu, Perbaiki dirimu, Ajaklah orang lain, Dirikanlah daulah Islam di hatimu, nescaya ia akan tertegak di bumimu..."

Dakwah kepadanya adalah dengan tenang dan tawadduk,

"Tenang, tetapi lebih kuat dari angin taufan...
Tawadduk, tetapi lebih tinggi dari gunung...
Sempit tetapi lebih luas daripada keluasan bumi seluruhnya...

Ia bersih dari fenomena kepalsuan dan kebohongan yang menawan,
bersih dari keinginan hawa nafsu dan tuntutan kepentingan peribadi,
Bahkan penuh dengan keagungan, kebenaran dan keindahan wahyu serta perlindungan Allah...

Dakwah ini akan memberikan orang-orang mukmin dan orang-orang yang jujur beramal dalamnya, sebuah kepimpinan di dunia dan di akhirat..."

(Hasan al-Banna)

Read more...

Monday, September 22, 2008

Karakter Dakwah kita :


1.Rabbaniyah :

Segalanya dari Allah, untuk Allah, dan kembali kepada Allah SWT

2.Wasatiyah :

Seimbang, tidak berlebih-lebihan dan tidak terlalu sedikit. Memberikan hak pada setiap yang berhak, menunaikan keperluan setiap yang memerlukan sesuai dengan kadarnya...

3.Ijabiyah :

Positif dalam memandang manusia dan kehidupan. Tidak suka berburuk sangka, tidak melabel-label manusia dengan gelaran-gelaran hina, tidak pernah berputus asa dari Rahmat Allah SWT.

4.Waqi’iyyah :

Realistik dalam mempelakukan individu dan masyarakat. Mengambil kira keadaan setempat dan bertindak sesuai dengannya.

5.Akhlakiyah:

Sarat dengan nilai kebenaran, baik dalam sarana mahupun tujuan

6.Syumuliyah :

Utuh dan menyeluruh dalam manhajnya

7.Alamiyah :

Untuk seluruh dunia

8.Syuriah :

Berpijak atas perinsip musyawarah dalam menentukan segala sesuatunya.


9.Jihadiyah :

Memerangi siapa sahaja yang berani menghalang-halang Islam dan tersebarnya dakwah. Tidak gentar dan tidak menyerah kalah.

10.Salafiyah :

Menjaga keaslian dalam pemahaman dan dalam aqidah. Kembali kepada asalnya islam itu adalah apa yang Rasul dan Sahabat baginda laksanakan.

Rujukan utama adalah sumber-sumber yang sahih, menjaga sisi keilmuan, dan tidak menafikan kepentingan menjaga sumber ilmu pengetahuan. Kita adalah orang yang mengikut Rasul dan sahabat bukan orang yang mereka-reka jalan ini...


Ikhwah fillah, inilah karakter dakwah kita. Kita harus menekenkan perinsip-perinsip ini dalam seluruh kehidupan dakwah, menghidupkannya dan memancarkan sinar manfaat darinya kepada seluruh manusia.

Inilah yang membezakan kita dari semua yang lain. Kita mengamalkan 10 perinsip ini dalam menjaga dan menegakkan islam di muka bumi ini. Inilah kita, dan barangsiapa meninggalkan mana-mana dari perinsip ini, dia bukanlah sebahagian dari kita...

Read more...

Friday, September 19, 2008

Ikat dirimu pada tali Allah SWT




Kebaikan itu merupakan mata rantai kepada kebaikan yang lain...

Kejahatan juga merupakan mata rantai kepada kejahatan yang lain...

Riya', berbuat kerana sesuatu selain daripada Allah SWT merupakan mata rantai yang akan menarik kepada U'jub, iaitu berbangga dengan diri sendiri. U'jub akan membawa kepada takabbur, membesar-besarkan diri sendiri. Takabbur akan membawa kepada sombong. Sombong akan membawa kepada rasa tidak perlu lagi bekerja seperti orang lain kerana dirinya istimewa. Mulai bermalas-malasan akan membawa kepada futur. Futur akan membawa kepada fasiq, mulai membuat dosa-dosa. Dan fasiq akan membawa kepada munafiq...

Begitu contoh mata rantai kejahatan... bermula dari suatu yang langsung tidak dapat dilihat, sangat halus dan kecil, akhirnya membawa kepada suatu yang besar dan merosakkan...


Kalau sekarang kita merasakan biasa-biasa sahaja terlepas pandang dalam menjaga niat agar tak jatuh ke dalam riya', maka esoknya kita akan kelam kabut menguruskan dir yang penuh dengan U;jub, Takabbur, Sombong, Futur dan munafiq yang berada di dalam diri...

Begitu juga mata rantai kebaikan, setiap satu kebaikan akan membawa kepada kebaikan yang lebih baik lagi. Bermula dari menjaga niat dan memperdagangkan niat dengan Allah SWT, ia akan membawa kepada pelbagai kebaikan yang akan datang berantai-rantai kepada anda...

Sebab itu, marilah kita renung ayat Allah SWT ini,

“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya pula. “
(al-Zalzalah(99):7-8)

Sebab itulah setiap amalan, sekecilmanapun ia, adalah suatu yang sangat dituntut oleh Islam. Meskipun perkara seremeh, doa masuk tandas, ia merupakan mata rantai yang akan menarik kita kepada kebaikan yang lebih besar dan menjauhi keburukan yang jauh lebih besar.

Beramallah wahai saudara-saudariku... walaupun sekecil mana amal kebaikan mu...

Ikatlah dirimu dengan sebanyak banyak ikatan kepada Allah SWT. Ikatlah dengan ikatan Solat, ikatan puasa, ikatan akhlak, ikatan amanah, ikatan pernikahan, ikatan persaudaraan, dan segala macam ikatan ikatan kebaikan-kebaikan yang ada...

Kerna seandainya salah satu dari ikatan itu putus, kita akan tetap dipegang oleh ikatan-ikatan lainnya...

Bagai sebuah kapal yang perlukan sauh yang kukuh, agar ia tetap di tempatnya meskipun dilanda ombak yang menggulung....

Read more...

Wednesday, September 17, 2008

Bantuan Allah datang dalam keadaan tak terduga lagi...


Alhamdulillah...

Sungguh benar janji Allah SWT yang disebut-Nya dalam at-Thalaq:

"Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar.

Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya."
(65:2-3)

Sedemikian pula sabda Rasulnya

"Wahai anak muda, aku ingin mengajarkan kepadamu satu kalimah, kamu jagalah Allah, dia pasti akan menjagamu, Kamu jagalah Allah, kamu akan mendapati dia akan sentiasa bersamamu. Jika kamu ingin meminta, minta lah pada Allah SWT, jika kamu ingin berlindung, berlindunglah pada-Nya.

Ketahuilah seandainya seluruh ummat manusia berkumpul untuk memberikan satu kebaikan kepada mu, mereka takkan dapat memberikan apa-apa kecuali apa yang telah Allah tulis atas mu.

Dan ketahuilah seandainya seluruh ummat manusia berkumpul untuk memberikan satu mudarat kepada mu, mereka takkan dapat memberikan apa-apa kecuali apa yang telah Allah tulis atas mu.

Telah diangkat pen dah telah kering dakwatnya..." (HR Tirmidzi, Hasan Shahih)

Minggu lepas sewaktu ke sebuah sekolah untuk menjalankan rutin halaqah mingguan, salah seorang gurunya berminat untuk duduk sekali mendengarkan halaqah...

Alangkah indah pemandangan itu! seorang guru yang jauh lebih senior, jauh lebih banyak makan garam, menunduk diri dan duduk bersama dalam majlis halaqah...


Bukan seperti sikap orang kebenyakan yang biasanya tertanya-tanya dan lebih cenderung untuk menuduh yang bukan-bukan, dia malah mengucapkan terima kasih yang amat sangat atas kedatangan...

Dia malah menghulurkan duit "Minyak" kepada ana sebagai sedekah di bulan Ramadhan dan penghargaan atas usaha kebaikan. Malah menasihati para pelajarnya agas mencontohi kami, para du'at yang menginfakkan masa dan tenaga pada jalan ini...

Memang kebetulan ana waktu tu cuma tinggal RM1.50 dalam dompet dan sudah 2 hari cuma bersahur dengan air masak, sebab kehabisan duit. Minyak motor pun ditanggung oleh ikhwah yang datang sekali dengan ana...

Baru semalamnya ana berbincang dengan isteri, tentang sudah kehabisan duit langsung, dengan meng"quote" kata-kata ustaz Rahmat Abdullah dalam filem sang murobbi, "Lantas kalau sudah kehabisan uang malah kita harus bersyukur, kerana itu tandanya rezki sudah mahu datang lagi... lihat saja sumur, bila sumurnya kering itu udah tanda bahwa hujan lagi mau turun..."

Masya'allah, terasa sungguh kebenaran kata-kata itu tadi...

Allah SWT bukan cuma memberi duit, malah memberikan bantuan dalam dakwah di sekolah itu dengan sokongan dari seorang guru...

Serahkanlah diri kita pada Allah SWT, kerana apabila dia berkehendak, maka tiada lain yang punya apa-apa daya...

Rezeki itu datang dari-Nya, tak pernah dimiliki oleh siapapun kecuali Dia... Andai Dia ingin memberi, maka kasih sayang Allah itu tiada hadnya...

Andai Dia ingin menarik, ada beribu cara untuk harta, tenaga, semuanya milik kita untuk ditarik sekelip mata... lihat saja kisah para pemilik kebun dalam surah al-Qalam, sekelip mata seluruh kebun-kebun milik mereka lenyap, tak tersisa apa pun...

"Dan terhadap nikmat Tuhanmu maka hendaklah kamu menyebut-nyebutnya..." (93:11)

Read more...

Tuesday, September 16, 2008

Buat yang tercinta...



Sabarlah wahai permata hatiku...

Janji Allah itu kan pasti...

Ujian Allah ditimpakan pada hamba-hamba yang dicintai...

Berkadar dengan kekuatan diri...

Kerna Allah ingin berada lebih dekat lagi dengan dirimu, sayangku...

"Dan apabila hamba-hamba Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahawasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepadaKu, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman kepadaKu, agar mereka selalu berada dalam kebenaran."(2:186)

Sayangku, kita berbuat kerana yang maha mulia. Ukuran kemuliaan bukan pada keberjayaan kita di dunia, namun pada hati yang dekat dan tunduk pada-Nya... kerna berapa ramai para nabi dan aulia' yang dippendang hina?

Mereka berkata: "Apakah kami akan beriman kepadamu, padahal yang mengikuti kamu ialah orang-orang yang hina?" (26:111)

Hanya satu pesanku... jaga niat, kerna perbuatan yang baik, niatnya salah, akan dihitung dosa...

Namun perbuatan yang salah, niatnya baik, adalah kemaafan dan kasih sayang dari Pencipta...


"...Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cubaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat." (2:214)

Sabarlah dan ingatlah pertolongan Allah itu sangat dekat...

Sabarlah dan kuatkanlah kesabaranmu wahai kekasih... kerna kita berkasih atas nama Yang Esa... atas nama Pemilik Segala-galanya...

Bidadari...

Semakin dekat dirimu dengan pencipta... moga semakin tinggi nilai cinta kita... dan untuk itu, kita diuji... untuk meningkatkan ikatan cinta kita berdua...

Agar dengan bangga, engkau dapat mengatakan, "Saksikanlah! di atas nama Cinta aku mengabdi diri, menyuci hati, menunduk pasrah padamu ilahi..."

Bukan atas nama kerjaya, bukan atas nama bangga, bukan atas nama siapa-siapa, tapi atas nama Cinta kepada yang Maha Pencinta...

"Adapun orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Allah...." (2:165)

Read more...

Mengutamakan yang utama




"Yang lebih penting lebih penting dari yang penting kerana yang lebih penting itu lebih penting daripada yang penting."

Begitulah kata-kata seorang motivator waktu ana sekolah dulu. Sampai sekarang masih ingat lagi sebab susunan ayatnya yang sedikit mengelirukan.

Intipatinya sangat luas. Penggunaannya seandainya difahami dengan jelas menjadikan kita lebih terarah dalam kehidupan.

Berhentilah sejenak dari rutinitas kehidupan...

Berhentilah sejenak dari berbuat...

Berhentilah sejenak, dan berikan sedikit masamu untuk dihabiskan dengan berfikir...

Benarkah apa yang kita lakukan ini adalah yang terbaik buat kita?


Benarkah kita telah melakukan segala kerja dengan cara yang paling baik? menggunakan sumber yang paling kurang dan menghasilkan hasil yang paling maksimum? Itukan definasi "efficiency" dalam apa benda sekalipun. Apakah anda berada dalam keadaan yang paling efficient?

Semuanya bermula kembali dari apa tujuanmu... kearah mana kita sedang menuju...

Kemudian baru timbul persoalan bagaimana cara untuk mencapai tujuan tadi...

Disusuli dengan apakah alternatif yang ada...

Kemudiannya senaraikan sebanyak mungkin cara untuk sampai ke destinasi tadi...

Jalan mana yang paling singkat untuk dilalui? Jalan mana yang memerlukan pengorbanan yang paling sedikit?

Kita boleh bekerja dan sentiasa melakukan perkara yang berfaedah, namun, dalam melaksanakan benda yang berfaedahpun kita sebenarnya sedang melakukan pembaziran tenaga, andai kita tidak menysun langkah kita dengan saksama...

Sebab itu ana katakan, apabila dakwah kita bermasaalah, cuba berhenti dari idea untuk memperbanyakkan lagi usaha mengajak orang lain dulu, cuba renungi apakah cara dan ajakan kita itu efficient atau tidak? andai itulah yang terbaik barulah kembali kepada memperbanyak usaha menarik.

Kerana secara nalurinya manusia itu adalah hamba kepada kebaikan. Andai apa yang kita ajak kepada dia adalah kebaikan, dan dia benar-benar memahaminya sebagai kebaikan, dia pasti tertarik. Walaupun belum tentu dia mampu mengikutinya...

Bukankah itu perihal keadaan dakwah rasullullah SAW dan para sahabat di makkah dahulu? Hampir tiada orang yang tidak tertarik dengan bacaan al-qur'an, walaupun sedikit sahaja yang mampu mengikutinya...

Mungkin kita punya penyampaian terlalu kosong. Bukankah tingkatan Ilmu itu lebih tinggi berbanding amal?.

Begitu juga dengan study, kadangkala ketika mudarat yang datang dari tidak study itu lebih besar dari manfaat yang didapati dari berdakwah, maka tinggalkan sebentar dakwah. Andai kemarahan ibu bapa itu membawa mudarat yang lebih besar dari pergi program tinggalkan pegi program.

Ini kembali kepada usul fiqh. Sebab itu ilmu fiqh ini dikatakan adalah asas kepada seorang itu memahami islam. kerna islam yang sebenarnya bukanlah suatu yang rigid, langsung tidak boleh berubah mengikut suasana, malah islam itu adalah agama yang paling sesuai untuk semua keadaan dan semua tempat. Islam adalah cara memaksimukan potensi seluruh perkara yang ada di dunia, seluruh kerja, dan segalanya...

Kita harus menimbang kemaslahatan dan mudarat dengan baik. Ambil mudarat yang kecil berbanding mudarat yang lebih besar kalau kita tiada pilihan yang lain setelah berusaha. Ambil yang paling besar manfaatnya dari pada dua perkara yang bermanfaat kalau kita memang sudah tidak mampu untuk mengambil kedua-duanya...

Read more...

Monday, September 15, 2008

Bicara hati seorang Kuli...




Ya Allah, ampunilah dosa-dosaku ini...

Kuatkan lah imanku...

Terimalah taubatku...

Hamba ini selalu leka, selalu bermaksiat, selalu hina, selalu ah... terlalu banyak kelemahan dan kekuranganku...

Hamba jadi malu, malu pada kehinaan diri sendiri...

Ya rabbi, berkali-kali hambau kembali merosakkan diri,

Berkali-kali hambamu ini menzalimi dirinya sendiri... apakah masih ada lagi pengampunan darimu?

Bahkan, kasih sayangmu yang terlalu luas itulah yang menjadikan diriku semakin kerdil...

kemaafan demi kemaafan yang kau berikan menjadikan aku bertambah malu...

Bertapa Agungnya dirimu...

Bertapa Maha Sempurna...


Hanya keranaMu ya Allah...

Aku masih mampu bangkit kembali...

Dari segenap kesalahan dan kelemahan diri ini...

Kerana aku berbuat untukMu...

Tuhan yang Maha Agung lagi Maha Sempurna...

Tiada lagi kesalahan yang tak mungkin dimaafi...

Bangkit dan terus bangkit walaupun setelah berkali-kali hati ini mati...

Aku hanya seorang hamba... tak layak meletakkan gelar selain itu...

Tuhanku dengarlah bicara hati ini...

Dari ku insan sering tersisih...

Di lautan penuh dosa dan noda...

demi mencari secebis kasihmu...

Tuhanku tangan ini menadah sayu...

Keampunan di perjalanan jauh...

Semoga di terima di sisimu...

Sebagai bekalan negri abadi...

Download tuhanku4.wav

Read more...

Sunday, September 14, 2008

Permulaan dan saat ketika semakin lama berjalan...

Hampir2 menitiskan air mata membaca luahan hati ini...

Ukhti...

Permulaan

Perjalanan itu bermula dari keadaan kita yang segar diawalnya...
Penuh semangat dan penuh tenaga...
Segala pengorbanan kelihatan senang...
Kerna dilakukan oleh jiwa yang segar dan masih punya kekuatan...
Segar dan masih belum pernah punya bekas luka lebam perjalanan…

Kerna erti tarbiyah itu baru dikenal...
Ia adalah jawapan yang sangat tinggi dan mulia...
Ia adalah jalan yang penuh pengorbanan dan derita...
Dan kita, berjalan dengan iman yang semakin lama semakin kukuh dijiwa...

Setiap program baru memberi erti...
Jawapan demi jawapan yang memecaahkan tanda tanya...
Bagaimana menjalani hidup ini seperti yang dikehendaki Ilahi...

Setiap pengorbanan dilihat sebagai suatu yang indah...
Setiap kelelahan adalah nikmat...
Setiap perjalanan adalah jus mangga sejuk yang dititiskan ke lidah orang yang dahaga...

Di tengah perjalanan nanti


Namun, tatkala pengisian iman menjadi suatu kebiasaan...
Hati pun mulai bosan...
Bosan dengan kelelahan...
Bosan dengan ujian...

Perjalanan yang dilalui pula tak seolah tak berpenghujung...
Keringat mulai membasahi tubuh...
Luka dan lebam semakin bertambah...
Perjalanan yang mendaki lagi sukar itupun membuktikan kesusahannya kepada para pendaki...

Menyebabkan sebahagian dari mereka mulai mudah digoda syaitan untuk memikirkan kebarangkalian untuk turun semula...

Perjalanan sebenar itu akan mulai bermula tatkala para pendaki mulai keletihan,

Penyelesaian

Seimbangkan

Ketika itu kita akan melihat kembali hadith-hadith yang menerangkan perlunya berjalan secara seimbang...

Bukan cuma melulu...
Berjalan dan berehat pada sela masa yang sesuai...
Berehat yang bukan bermakna lalai, namun mengumpul kembali tenaga untuk meneruskan perjalanan...

Kita bukan pelari pecut, yang menghabiskan seluruh tenaga untuk memecut dan kemudiannya keletihan, terbaring tak bermaya...
Kita adalah pelari jarak jauh yang berlari, berlari tetapi menyimpan energi...
Kita adalah orang yang disuruh beristiqamah dalam berbuat bukan memecut kemudian berhenti...

Ikhlas

Kita akan terus diuji-dan terus diuji sehingga kita tak lagi berbuat kerana ukhuwwah a.k.a. kerana manusia,

Namun seluruhnya kerana Allah SWT shj...
Kita akan diuji untuk terus berbuat dalam keadaan senang mahupun susah...
Andai gagal, kita akan terus menerus diuji pada titik yang sama....

Berbuat atas dasar kefahaman

Mungkin kerana kemanisan tarbiyah itu dah menjadi suatu kebiasaan hingga ia tak lagi menjadi suatu yang istimewa... kerana sudah terbiasa...

Sebab itu kita disuruh berbuat bukan atas dasar semangat, kerana semangat itu lahir dari perasaan, dan perasaan adalah sesuatu yang tidak munasabah... Kita berbuat atas dasar kefahaman, kita berbuat atas dasar aqidah, kita berbuat kerana Allah...

Pedulikan perasaan... pedulikan suasana... pedulikan segala yang berupa selain Allah SWT..

Kita berbuat cuma, semata-mata kerana Allah yang Esa...

Kelemahan yang semakin ternampak

Semakin banyak bergerak, semakin banyak pergeseran...
Semakin terbuka pekung di dada manusia...
Dan yang namanya manusia takkan pernah ada yang memiliki sifat sempurna...
Tidak ada yang dapat sentiasa bersifat adil saksama...
Semakin lama kita bergaul, semakin menompoklah kesalahan akhwat lain pada diri kita...
Semakin banyak kelemahan mereka yang ternampak oleh kita...

Seolah jalan dakwah ini sedang dipikul oleh orang yang penuh dosa-dosa dan kelemahan-kelemahan...

Bahkan ternampak seolah kelemahan itu lebih memenuhi segenap pelosok jemaah dakwah itu sendirinya... Kerana itulah hakikat penciptaan manusia, lebih banyak jahil dan bodoh berbanding ilmu dan kecerdikan yang sebenarnya...

“Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khuatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh” (33:72)

Jiwa itu ibarat kolam, pada mulanya kelihatan jernih, namun apabila dikocak-kocakkan airnya, barulah ternampak daki dan lumut yang sebenarnya memenuhi kolah hati tadi...

Awalnya peribadi seseorang akhwat itu ternampak sangat mulia, namun dengan banyak bergaul, kita akan semakin banyak melihat kelemahan dan kesilapan mereka...

Awalnya dakwah itu dipenuhi dengan gambaran kemuliaan kerana kolam tadi belum lagi dikocakkan dengan sesungguh-sungguhnya...

“Apakah kamu mengira akan masuk syurga sedangkan belum datang kepadamu cubaan sebagaimana datang kepada orang2 sebelum kamu? Mereka ditimpakan keburukan-keburukan, kesakitan demi kesakitan, dan mereka digoncangkan dengan goncangan yang sedahsyat-dahsyatnya... (2:216)

Erti Ukhuwwah yang sebenarnya

Ukhuwwah itu bukanlah merasakan semua orang lain memperlakukan kita dengan sangat baik lalu kita berbahagia dengan perasaan seolah-olah sudah berukhuwwah...

Ukhuwwah adalah bercinta kerana Allah, bertemu atau berpisah kerana-Nya... Semakin tinggi cintamu kepada Allah maka semakin tinggilah Cinta kita... Namun seandainya engkau sudah tidak lagi mencintai-Nya, tiada lagi kata cinta antara kita...

"Tidak beriman seseorang itu selagimana dia tidak mencintai saudaranya sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri" (ada dlm hadith 40 Nawawi)

Dan makna saudara di sini adalah,

"Setiap mukmin itu bersaudara..." (49:10)

Ukhuwwah itu adalah kita menjaga hak-hak mereka, walaupun mereka menyakiti perasaan kita... kerna mereka mencintai Allah...

Berlapang dada dengan setiap kesilapan dan kelemahan mereka... kerna mereka adalah pencinta Allah dan telah berkorban banyak untuk Allah SWT... apa salahnya kita berkorban perasaan kita untuk orang yang berkorban untuk Allah SWT? Kerana mereka termasuk dalam orang yang dicintai oleh Kekasih kita... Allah SWT...

Bersatu dalam satu perjalanan menuju Allah SWT...
Menutupi kelemahan mereka dengan kekuatan yang kita ada...
Kerana kita semua manusia yang punya kelemahan dan kekuatan...

Setiap orang berbeza

Tidak ada seorang pun yang sama di muka bumi ini, mengapa perlu membandingkan diri kita dengan orang lain??? Allah SWT pun men jadikan kita berbeza-beza, tidak menyama ratakan semua orang...

Mengapa mengharap semua orang menjadi sama?
Mengapa menghukum orang yang berbuat kesalahan yang tidak kamu lakukan sebagai seorang yang lebih hina dari dirimu?
Apakah mereka diciptakan dalam keadaan yang sama dengan dirimu lantas engkau merasa layak untuk diperbandingkan dgn dirimu?

“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”(49:13)

Mana ada manusia yang berani-berani mengaku mampu mengukur ketakwaan seseorang?

Setiap orang berbeza. Dari latar belakang yang berbeza. Diuji dengan perkara yang berbeza. Menempuhi perjalanan hidup yang berbeza. Punyai keperibadian yang berbeza. Punyai kelemahan dan kekuatan yang berbeza. Punyai wajah yang berbeza. Punyai tahap akal yang berbeza. Punyai bentuk fizikal dan kekuatan fizikal yang berbeza.

Mengapa perlu kita meletakkan mereka pada satu kayu ukur lalu dengan sesuka hati mengukur-ukur mereka menggunakan kayu ukur yang sama, lalu dengan sesuka hati memberi gelar, orang ini teruk dan orang ini mulia???

Hanya ketakwaan yang membezakan tahap antara seseorang dengan yang lainnya. Ketakwaan itu letaknya dihati, dan hati itu hanya diketahui oleh Allah SWT. Kita hanya disuruh memperlakukan seseorang dengan apa yang kita nampak secara zahir.

Sebab itu, orang yang paling cuba bersikap adil sekalipun, tak mungkin akan pernah dapat sentiasa berlaku adil. Kerana kita manusia.

Berprasangka

“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebahagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” (49:12)

Orang yang pernah mendengarkan keburukan seseorang akan lebih mudah meletakkan prasangka-prasangka yang buruk terhadap orang itu...

Sebab itu semuanya kembali kepada nasihat yang pertama, jangan pernah memburuk-burukkan orang lain...
Kemudian yang kedua buang semua prasangka yang buruk...
Buang sejauh-jauhnya... Sejauh yang mungkin...

Kalau dengan akhwat pun tak mampu kita berbaik sangka, dengan siapa lagi yang tinggal untuk kita berbaik sangka?

Akhwat tak datang program, dia dah futur... Akhwat tak datang syura, dia teruk... Akhwat down mutabaah, dia dah tak berminat... Mereka cuma manusia... Semua conclusion yang kita nyatakan itu adalah DZON a.k.a. Persangkaan Buruk...

Mereka berbuat kesalahan, kalau perlu mengatakannya untuk tujuan yang syar'ie, maka katakan apa yang mereka lakukan, berhenti sebelum masuk kepada perkataan, "Ana rasa kan, dia ... , sebab nampak macam ..., lagipun kan dia pernah ..."

Pernah seorang yang dihukum rejam kerana berzina, lalu para sahabat menghina dia. Rasulullah SAW bersabda,”Jangan kamu menghina dia kerana, apa yang aku tahu dari dia, dia adalah orang yang sangat mencintai Allah dan Rasulnya.” Rasul malah memuji dia, dan melarang orang mengkeji perbuatannya. Mengapa kita tak contohi Rasul?

Belum tentu kalau kita berada diposisi dia, dengan latar belakang kehidupannya dan segala takdir-takdir yang berlaku padanya kita akan selamat dari ujian itu. Malah mungkin kita menjadi lebih teruk dari dia.

Tutup Keaiban

Kerana itu,

Hai orang-orang yang beriman janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (kerana) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok)

dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olok) wanita-wanita lain (kerana) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olok)

dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman

dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim. (49:11)

Jangan pernah sebarkan keaiban saudaramu...
tutup setutup-tutupnya...
kerana manusia itu tentu dan pasti keaibannya sangat banyak...
Tatkala keaiban mulai tersebar merata-rata...
Sudah tak akan mungkin akan ada lagi nikmat ukhuwwah yang akan dirasakan oleh sesiapapun...

Kerana sekali lagi, manusia itu pastinya penuh dengan dosa, bahkan;
Dari Abu Hurairah ra. Nabi SAW pernah bersabda : “Demi tuhan yang diriku berada di dalam genggamannya, seandainya kamu tidak berdosa, Nescaya Allah akan mematikan kamu, kemudian Allah akan mendatangkan satu kaum yang melakukan dosa, kemudian mereka meminta keampunan dari Allah, lantas Allah mengamppuni mereka.” (HR Muslim)

Rasulullah SAW pernah bersabda yg lebih kurang isinya bermaksud, siapa pun yang mati dalam bersyahadah, akan masuk syurga. Abu Dzar bertanya, meskipun dia berzina dan minum arak? Nabi ulang ayat yang sama. Setelah 3 kali Abu dzar ulang soalan tu dan nabi ulang jawapannya, Nabi jawab “Meskipun Abu Dzar redho atau tidak kepada orang itu”. Afwan x brape ingta matan hadis nye. Ana baca dalam buku himpunan Fatwa Qardhowi. Hadis riwayat Muslim.

Rindunye pada suasana dahulu...

Kerinduan pada kenikmatan dan indahnya suasana awal-awal tarbiyah,
ketika berada dalam bilangan yang sedikit,
bekerja dengan ikhlas, bersatu padu, bekerja sama,
semua itu wajar-wajar sahaja untuk dirasakan...
Ia umpama kenikmatan yang tiada tolok bandingnya lagi di muka bumi ini...

Ketika diri dipenuhi dengan keikhlasan, ketika diri dipenuhi dengan semangat bekorban, ketika diri berbuat tampa mengharap balasan...

“Li kulli marhatin rijaaluha, w likulli marhatin masyakiluha..” Begitu kata ustaz Rahmat Abdullah dalm filem sang murobbi. Terngiang-ngiang lagi kalimah itu ditelinga kita.

Bagi setiap tingkatan dalam perjalanan dakwah itu rijal-rijalnya, dan bagi setiap tingkatan-tingkatan itu ada masalah-masalahnya...

Kalau kita mengambil sedikit masa,
Lalu tanyakanlah kepada mad’u yang baru mulai ikut dalam jemaah kita,
kita akan dengan mudah mendapati jawapan keindahan-keindahan yang mereka rasakan...
Tanyakanlah kepada sesiapa sahaja, mereka akan tetap menjawab dengan jawapan yang sama...

Mana mungkin mereka mulai dakwah ini, tanpa merasakan kekaguman, keasyikkan dalam berbuat dan berkorban, ketika mereka baru mulai menapak, tenaga masih lagi penuh, keikhlasan masih belum teruji, lubuk dan kotoran dalam kolam hati belum lagi terkocak...

Ana cuma merisaukan mereka yang tinggal nanti cuma merupakan mereka yang baru ikut shj, lantaran merasakan ada masalah kerana mereka tak lagi merasakan kemanisan yang dahulu pernah dirasakan...

Read more...

Saturday, September 13, 2008

Cinta itu indah...

Tulisan ini ditujukan pada kekasih hatiku... ratu dalam kalbu... bidadari yang menyinari seluruh hidupku...




Cinta... satu kalimah yang sangat indah...

Membayangkannya saja mengingatkan kita pada suatu keindahan yang tiada taranya...

Cinta...

Suatu kalimah yang mampu menggoncang dunia...

Ia mampu merubah seorang manusia biasa menjadi perkasa...

Dan mengubah seorang wira menjadi hina...

Suatu kekuatan dan kehinaan, ketenangan dan kegelisahan, kecantikan dan kehancuran...

"Cinta itu buta..."

"Cinta itu segala-galanya..."

"Cinta itu fitrah manusia..."

Menyintai dan dicintai adalah keperluan jiwa setiap manusia... menginginkan kehangatan rasa, ketenangan jiwa, sokongan dan dokongan perasaan yang bagaikan kaca...

Setiap orang memerlukan cinta, setiap orang menginginkan cinta, setiap yang bernama manusia terlalu dan selalu akan menyintai cinta...

Seorang kekasih akan selalu teringatkan kekasihnya...
Seorang kekasih akan selalu ingin bersama-sama...
Seorang kekasih akan selalu membelai dan bermanja...


Cinta lahir dari hati yang dahaga... menginginkan bahagia... merindui apa yang ada pada kekasihnya...

Dan yang namanya kekasih, dia amat memerlukan, tidak boleh tidak mesti mendapatkan kekasihnya... berkorban apa sahaja... kerna semua selain kekasih tak mempunyai erti apa-apa...

Cinta adalah perasaan suka, perasaan ketertarikan, dan perasaan dahaga...
Menyukai kekasihnya, sangat dan amat tertarik kepadanya, dan terlalu dahaga untuk terus mendapatkan keindahan bersamanya...

Cintanya seorang ibu kepada anaknya... adalah perasaan suka, tertarik dan dahagakan perasaan memiliki seorang anak, mengasuh anaknya tadi, membesarkan dan mendidiknya, dan mendapatkan kembali cinta dari anaknya yang termanifestasi pada setiap perbuatan dan tingkah laku anaknya...

Sang ibu menyintai anaknya kerana merindui perasaan mempunyai anak yang tertanam didalam fitrah dirinya...

Seorang suami menyintai isterinya... adalah perasaan suka, tertarik dan dahagakan perasaan kebahagiaan, keseronokan, ketenangan, dan apa jua perasaan yang dapat dia rasakan tatkala bersama dan memiliki isterinya...

"Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, iaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang..." (ali imran:14)

Lantas bagaimana seseorang dapat merasakan cinta kepada Yang Maha Perkasa, Yang Maha Lemah Lembut, Yang Maha bagi segala-gala yang baik dan mulia?

Sebagaimana makna perkataan "alhamdulillah" segala puji dan puja kembali kepada Allah yang Esa... kembalikan jugalah segala perasaan suka, tertarik, dan dahaga kita kepada pencipta yang sebenarnya memberikan kita perasaan itu tadi...

Dia yang memberikan kecantikan, kelembutan, keramahan kepada seorang wanita yang menyebabkan dia dicintai... dan di boleh menariknya bila-bila masa...

Dia yang memberikan kecomelan, kesucian, kelemahan, malah kehidupan kepada seorang bayi yang menyebabkan dia dicintai... dan Dia boleh menariknya bila-bila masa...

Dia yang memberikan kegagahan, rasa tanggung jawab, kesanggupan berkorban kepada seorang suami yang menyebabkan dia dicintai... dan Dia boleh menariknya bila-bila masa...

Dia yang memberikan hidayah, taqwa, dan istiqamah kepada seorang pejuang islam yang menyebabkan dia dicintai... dan Dia boleh menariknya bila-bila masa...

Andai anda mencintai sesuatu, anda sebenarnya sedang menyintai Allah secara tidak langsung... Hanya tinggal untuk mengambalikan cinta itu tadi kepada pemilik cinta yang sebenar-benarnya...

"Adapun orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Allah... " (al-Baqarah:165)

Katakanlah, Aku sangat memerlukanmu wahai pencipta... wahai yang maha mengasihi hamba-hambanya...

Read more...

Friday, September 12, 2008

Surat kepada seorang ikhwah...

wa'alaikumussalam warah matullahi wabarakaatuh...

Akh, bertapa jiwa ini amat merinduimu...

Akh, ketahuilah bahawa diri ini amat menyintaimu kerana dikau menyintai kekasih hati ku... Allah S.W.T...

Moga dirimu selalu di dalam rahmat dan kasih-Nya juga kerna cinta kepada yang Esa tidak membuahkan kecemburuan terhadap pencinta-Nya yang lain, bahkan membuahkan rasa cinta terhadap mereka yang turut sama menyintai-Nya.

Mudah2an diri ini menyintai-Mu kerana cinta-Nya engkau kepada Pencipta... (8:63)

Akh, sulit sekali untuk diriku ini menyatakan bahawa entah mengapa situasi dakwah di Malaysia ini penuh dengan onak dan duri yang meranjaui jalan sang pencinta kebenaran, sehingga kabur bagi kita akan apakah jalan terbaik dan cara terbaik melaksanakan dakwah kita sehingga cita2 tertinggi kita semua tercapai, hidup mulia atau syahid di jalan-Nya...


Akh, sehingga kini masih lagi aku berpegang pada kalimah bahawa aku akan terus tetap melaksanakan apa yang diriku yakini terbaik, dan aku akan menjauhi segala sifat mengikuti barang sesiapa pun kecuali Allah dan Rasul-Nya... kerna akh, tiada yang lebih mulia berbanding menjawab di hadapan yang Esa dengan tenang bahawa "ya allah aku telah bertakwa kepadamu semampu aku, aku telah beribadah kepadamu semampu aku, dan aku telah mengikuti sunnah rasulmu semampu aku..." dan dijawab oleh yang Esa "engkau benar..."... maka syurgalah yang menanti dan sang bidadaripun menyambutmu dengan girang hati...

Akh, bertakwalah kamu kepada allah dengan sebenar-benar takwa dan janganlah antum mati kecuali di dalam keimanan... janganlah antum mengikuti kata nafsumu mahupun nafsu orang lain...

Akh, janganlah seseorang dari kita memandang buruk sahabatnya kerna perbezaan pendapat dalam kaedah dan cara2 berdakwah, kerna barangsiapa yang berijtihad lalu salah, baginya satu pahala, dan andaikata dirinya benar, baginya dua...

Akh, inisiatifmu dan kecintaanmu terhadap kebenaran merupakan suatu yang kucemburui, langkahmu yang sentiasa memikirkan kebaikan buat semua, agak lambat bagiku mencontohi... barakallahulak ya akhi...

Sedang aku, kini masih lagi cuma mencari, ruang lingkup yang mampu kucapai dengan tanganku, sedang aku dalam ketakutan dan dalam bersembunyi dari fitnah yang akan datang tatkala terbukanya rahsia diriku ini...

Akh, ana insan lemah, sedang para sahabat sanggup berhadapan dengan keluarganya yang kafir, akan tetapi ana risau menghadapi ibubapa seorang da'ie... cuma pertimbangan awlawiyat yang sedang menghalangi diriku, apakah lebih baik bagiku untuk berterus terang dan berhadapan dengan tuduhan kesesatan, dan halangan dari melakukan kebaikan atau berdiam diri dan meneruskan lakonan seorang insan yang telah putus harapan dari jalan dakwah ini…

Maafkan ana ya akh, kerana sampai kini ana masih lagi percaya bahawa marhalah dakwah yang sebenarnya perlu kita lakukan kini adalah mencipta jundi yang sanggup berkorban harta dan jiwa demi menegakkan jalan ini, dan kami masih lagi berpegang pada perinsip ini sehingga timbul tuduhan2 songsang dari pihak2 yang sangsi dengan perjuangan kami…

Akh, dakwah itu memang milik semua manusia, akan tetapi kita perlu bijak menilai marhalah dakwah dan kesesuaian medannya. Akh, pada masa sekarang ini, kami berpendapat, kurang manfaatnya mempunyai ramai pengikut yang hanya ingin menumpang, tidak ingin menggerakkan dan bergerak bersama2 dengan dakwah ini. Kerna dakwah kini masih lagi di dalam peringkat membina asas tapaknya, sedang kecelaruan, pengkhianatan dan kezaliman telah pun berleluasa even di kalangan mereka yang mengaku berdakwah sekalipun…

Insya'allah, tika saatnya tiba nanti kita akan melihat manusia berbondong2 masuk ke dalam agama ini… insya'allah. Sedang kini kita masih memerlukan rijal yang kekuatannya melebihi 10 orang. (8:65)

Untuk mengubah suasana ini kita memerlukan rijal yang bukan sedikit, lantas itulah titik permulaan langkah kami dan masih lagi merupakan perinsip dakwah kami sekurang-kurangnya buat masa kini… dan akh, kami menghormati gerak langkah dan cara kerja antum, bahkan kami turut mencintai antum kerana Allah S.W.T. antum adalah orang yang berjuang demi agama ini…

Akh, berapa ramai orang yang berdakwah sebagai acara sambilan dan berdakwah bila ada masa lapang… dan berapa ramai yang mendakwa dah berdakwah dengan mengkut manhaj nabi, akan tetapi cuma banyak membuat program yang gah2… dan akh, satu lagi adalah gerak dakwah yang tidak tegas, pengarahan yang tidak terkawal dan teratur, pengisian yang cuma dapat didengari sedangkan tidak pernah dilihat, cita2 yang cuma sekadar penutup cerita tanpa isi kandungan dan klimaksnya…

Akh dalam perjalanan pasti ada halangan, andai kita takut, maka selamanya kita akan ketinggalan, akan tetapi seandainya kita cuba, kadang kala ianya cuma sekadar khayalan dan fatamorgana…

Insya'allah, andai waktu itu ana lapang (tidak mempunyai tugasan dakwah yang lebih penting) ana akan menghadirkan diri… atau andai ramai yang tidak bisa menghadiri apa salahnya kalau cuma kita berdua… terutama yang akhwat kerna ana seorang yang tidak berapa kuat menghadapi mereka…

Read more...

Semua mukmin bersaudara... bukan cuma para pendokong jemaah kita...

Ayat al-Quran :

"...barang siapa yang berpegang teguh kepada (agama) Allah maka sesungguhnya ia telah diberi petunjuk kepada jalan yang lurus ... 

...dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai ... 

...dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat,"

(Ali Imran :101 - 105)

Pengajaran :

1. Sesiapa sahaja yang berpegang pada agama Allah maka dia telah diberi petunjuk pada jalan yang lurus. Kita mengajak bukan kepada jemaah, tetapi kepada Allah SWT.Jemaah hanyalah wasilah sbb sekarang ni tiada satupun jemaah yang boleh mengaku dirinya jama'atul muslimin, yang ada cuma jamaatu min jamaatil muslimin... (12:108),(3:79),(2:193)

2. Jangan bercerai-berai. Kita harus bersatu. Fathi Yakan mengatakan dalam bukunya, robohnya dakwah di tangan dai'e (atau tajuk lainnya Aids dalam gerakan islam), berbilang jemaah yang dilarang adalah andaikata dengan berbilangnya jemaah tadi menyebabkan mereka saling menjatuhkan antara satu sama lain. Sebab itu ia dilarang!



Ayat al-Qur'an :


"Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara kerana itu damaikanlah antara kedua saudaramu...

...Hai orang-orang yang beriman janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (kerana) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) ...

...janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim...

...Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka,
...janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan 
...janganlah sebahagian kamu mengumpat sebahagian yang lain...

...Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya..."

(al-hujurat:10-12)

Pengajaran :

1. Semua mukmin bersaudara, maka tugas kita adalah mendamaikan antara mukmin dengan mukmin lain yang bersengketa.

2. Dilarang menghina, dilarang memburukkan, dilarang berburuk sangka, dilarang mencari-cari kesilapan dan kelemahan, dilarang menyebarkan kelemahan-kelemahan mukmin yang lain (umpat). Kalau sesama orang mukmin pun kita dilarang berbuat demikian, apatah lagi terhadap sesama da'ie!. 

Sesama mukmin kita harus berlemah lembut (48.29),(5.54). Andai dengan mukmin sesama mukmin pun kita saling bertelagah mencari siapa yang banyak berbuat salah, sampai bila akan tercapainya perpaduan?

Seharusnya kita mempersibukkan diri dengan memperbaiki kelemahan-kelemahan diri bukannya mencari kelemahan-kelemahan ornag lain. Kerna manusia itu tak pernah akan ada yang suci dari kelemahan dan kesalahan. Maka kalau kita ingin mencari kekurangan, pasti akan kita temui. Bukankah kita diajarkan dengan doa sebegini? (7:23)

Ayat al-Qur'an :

"Tidak wajar bagi seseorang manusia yang Allah berikan kepadanya Al Kitab, hikmah dan kenabian, lalu dia berkata kepada manusia: "Hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku bukan penyembah Allah." 

Akan tetapi (dia berkata): "Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani, kerana kamu selalu mengajarkan Al Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya."

(ali-Imran:79)

Pengajaran :

1. Kita mengajak kepada Allah SWT bukan agar mereka menjadi pengikut kita! Kita tak menginginkan mereka ikut secara membuta tuli sahaja. Apakah mad'u yang ingin kita bina adalah mad'u yang mengikuti kita kerana tak pernah tahu apa2 selain yang kita ajarkan shj? lalu segala pendapat mereka yang menyalahi pendapat kita disesatkan dan digelar pada mereka gelaran-gelaran tak berkomitmen dsb?

Ataukah kita mengajak mereka agar kembali kepada Allah SWT lalu mereka, dari kesedaran mereka sendiri mengkaji apakah islam yang sebenarnya lalu berkomitmen dengan islam yang paling benar menurut ilmu dan keyakinan mereka? 

Rasulullah SAW bersabda: "Aku tinggalkan pada kamu dua perkara, kamu tidak akan sesat sampai bila-bila selagimana berpegang kepada kedua-duanya, kitab Allah dab Sunnah Rasulnya." 

(12:108)

2. Kebenaran bukan hanya berada pada kumpulan yang:

1. Memiliki paling ramai Ahli. (6.116) - Kalau kamu mengikut kebanyakan manusia di muka bumi ini, nescaya mereka akan menyesatkan kamu.

2. Seolah-oleh paling besar, paling hebat, paling kaya, paling berpengaruh, paling mulia, dsb. (26.111)- Mereka(orang kafir) berkata: "Apakah kami akan beriman kepadamu, padahal yang mengikuti kamu ialah orang-orang yang hina?"

3. Paling banyak kuasa (autoriti). (11.27)Maka berkatalah pemimpin-pemimpin yang kafir dari kaumnya: "Kami tidak melihat kamu, melainkan (sebagai) seorang manusia (biasa) seperti kami, dan kami tidak melihat orang-orang yang mengikuti kamu melainkan orang-orang yang hina dina di antara kami yang lekas percaya sahaja, dan kami tidak melihat kamu memiliki sesuatu kelebihan apa pun atas kami, bahkan kami yakin bahawa kamu adalah orang-orang yang dusta".

Kebenaran itu datang dari Allah SWT dan kembali kepadanya jua...

Read more...

Thursday, September 11, 2008

Tak mungkin kecewa pada diri sendiri...

Kerana kita berbuat kepada Allah, bukan kepada manusia, sebab itu tiada rasa kecewa walaupun terhadap diri sendiri...

Sebab kita berhadapan dengan Allah SWT yang maha pemurah dan maha penyayang...

Lebih penyayang daripada seorang ibu yang menjaga anak kecil... tetap tersenyum walau berkali-kali asang anak kecil tadi melakukan kesalahan... tetap menyayangi, walaupun berkali-kali sang anak menyakitinya... kerna dia seorang ibu...

Setiap kesalahan semuanya boleh diampuni, andai bertaubat darinya...

Allah yang Maha lemah lembut kepada hambanya... sangat suka mendengarkan luahan hati kelemahan diri kepadanya... kerna memang hamba itu diciptakan bersifat lemah dan akan selalu berbuat dosa...

Dari Abu Hurairah ra. Nabi SAW pernah bersabda : "Demi tuhan yang diriku berada di dalam genggamannya, seandainya kamu tidak berdosa, Nescaya Allah akan mematikan kamu, kemudian Allah akan mendatangkan satu kaum yang melakukan dosa, kemudian mereka meminta keampunan dari Allah, lantas Allah mengamppuni mereka." (HR Muslim)


Dosa yang kita telah kita lakukan, anggap ia sebagai bahan kesedaran untuk selalu kita ingatkan diri kita tentang hakikat kelemahan manusia...

Kerna kan kita lebih banyak belajar dari melakukan kesilapan berbanding melakukan sesuatu dengan betul?

Manusia yang tak merasakan dirinya hina itulah yang sebenarnya hina... kerna dalam diri mereka ada sikap "sombong', dan "takabbur"...

Manusia yang merasakan dirinya mulia dan bersih dari dosa... itulah manusia yang terpedaya...

Ajaibnya seorang mukmin, semua yang berlaku padanya adalah kebaikan... dan tiada yang merasakan demikian kecuali dia seorang mukmin... jika dia ditimpa keburukan maka dia bersabar, maka keburukan tadi adalah kebaikan bagi dirinya... jika dia ditimpa kebaikan maka dia bersyukur, maka kebaikan tadi akan menjadi kebaikan yang sebenar-benarnya kepadanya...

Maka seorang mukmin itu tak merasa kecewa dengan apa yang telah berlaku... walaupun terhadap dirinya... kerna setiap yang berlaku adalah pelajaran dari Allah SWT kepada kita agar lebih berhati-hati (taqwa) dalam menempuhi jalan menuju-Nya...

Kan menurut Umar RA, taqwa itu adalah seperti kamu berjalan di malam hari pada jalan yang penuh duri...

Mana mungkin seorang dapat berhati-hati (taqwa) seandainya tak pernah merasakan kesakitan terpijak duri tadi lalu menanamkan rasa benci terhadap duri itu dan menanamkan kepentingan bersabar dalam berhati-hati menelusuri jalan tadi...

Ikhwah fillah...

Kata kecewa yang berkali-kali dirasakan mengundang perasaan putus asa... dan perasaan putus asa itu hanyalah kriteria yang cuma ada pada orang yang mengkufuri Allah SWT...

"Dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir". (12:87)

Buang rasa kecewa, optimislah! Kita adalah sebaik-baik kejadian di Muka bumi ini... Di ciptakan dengan potensi terbaik... 

Read more...

Tuesday, September 9, 2008

Bagai satu tubuh...

Seorang mukmin dengan mukmin yang lain bagaikan satu tubuh...

Tidak beriman seseorang itu selagi mana dia tak mencintai saudaranya seperti mana dia mencintai dirinya... (hadith 40)

Kerana, Sesungguhnya setiap mukmin itubersaudara... (49:10)

Satu badan, bekerjasama antara satu sama lain, masing-masing punya kelebihan dan punya kekurangan...

Tangan tak pernah mempersoalkan kaki, mengapa kaki tak menyuapkan makanan ke mulut seperti yang dilakukannya...

Tangan tak pernah mengatakan ketidak-adilan kaki tak menyuapkan makanan ke mulut...

Mereka tak saling dengki...

Mereka tak saling menghina kekurangan masing-masing...

Mereka tak mempersoal orang lain tak buat pun apa yang dia buat...

Mereka tak pernah rasa seperti buat kerja sorang-sorang...

Kalau salah satu nya sakit, anggota lain terus automatik menggantikan anggota tadi melakukan tugasnya...

Mereka saling berfikir, siapakah yang paling sesuai melakukan sesuatu tugas dengan kaedah yang paling mudah...

Dan dengan senang hati anggota badan yang diberi tugas melakukan tugasnya...

Andai mendapat kelebihan, tak pernah terfikir-fikir samada nak berkongsi atau tidak dengan yang lain...

Hartaku hartamu jua...

Kesakitanmu kesakitanku jua...

Bahagiamu kebahagiaanku jua...

Saling bekerjasama, saling bahu membahu, saling berkongsi rasa, saling kuat menguatkan... menjadikan tubuh itu sempurna...

Kecacatan dan kejahatan satu anggota menyebabkan seluruh tubuh merana.. maka semua anggota akan peka terhadap apa yang berlaku pada anggota yang lainnya...

Kehilangan satu anggota merupakan kepedihan yang luar biasa... Yang dirasakan oleh semua... kerna kita satu tubuh...

Indahnya perumpamaan bagai satu tubuh...

Read more...

Monday, September 8, 2008

Manusia sempurna

Kalau kita mengharap menjadi menusia sempurna di setiap sisi...


Kita takkan pernah akan berjaya mendapatkannya...

Tetapi kalau kita bekerjasama dalam satu pasukan, saling menutupi kelemahan masing masing, kita akan menjadi sempurna...


Read more...

Sunday, September 7, 2008

Kecewa...

Seandainya kamu ingin mencari manusia yang sempurna maka kamu tidak akan pernah menemuinya... (Yusuf Qardhowi - Fatwa-fatwa Yusuf Qardhowi)

Kita bukan penilai, tapi kitalah yang dinilai... (21:23)
Kita bukan penghukum, kita cuma da'ie... (Mustafa Masyhur)

Kalau berbuat kerna manusia kita kan mudah kecewa...
Kerna manusia, takkan pernah akan sentiasa berlaku adil dalam menilai setiap perbuatan kita...
Bukankah manusia itu terkenal dengan kebodohan dan kejahilannya?

"Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh” (33:72)

Kalau kita berbuat kerana-Nya yang Esa...
Kata kecewa takkan pernah muncul dalam kamus kehidupan sang hamba...
Kerna yang namanya hamba, bukan cuma akan sentiasa dibalas dengan adil, malah dengan berganda-ganda lebih baik dari apa yang dilakukannya...
Malah kesalahan dan kesilapan semuanya dengan mudah diampunkan oleh-Nya...

Pedulikan penilaian manusia...
Pedulikan pandangan manusia...
Pedulikan perasaan mereka...

Kita hanya pengabdi ilahi...

Maka apapun kesalahan tak akan pernah menjadi kesalahan yang tak terampun...
Kecuali mensyirikkan Allah SWT...

"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu..."(4:48)

Bertapa banyakpun dosa-dosa yang kita lakukan dan kita sembunyikan di muka bumi ini, Sungguh ampunan Allah lebih besar dari dosa kita...

Tiada lagi akan ada kata berputus asa, terus kecewa, dan merajuk dari perjuangan menuju Allah yang Maha Perkasa... (12:87)

Andai berbuat hanya untuknya Yang Esa...

Maka anda berbuat untuk siapa?

Read more...

Wednesday, September 3, 2008

Berbicara dengan Yang Maha Esa...

Ya Allah...

Aku cuma seorang hamba... yang tak layak meminta apa-apa... dan tak layak mempersoalkan segala perintah tuannya...

Ya Allah...

Aku ini hambamu... dan gelaran hamba itulah gelaran yang paling mulia dapat aku pikul... kalimah yang mengajarkan hamba di mana tempat duduknya... Semakin baik seseorang hamba itu memikul gelaran yang dimilikinya itu, semakin tinggilah pula kedudukannya disisimu...

Sungguh, tiada kedudukan lain lebih mulia berbanding di sisiMu... biarkan seluruh ummat membenci, seluruh ummat mencacci, seluruh ummat berprasangka buruk pada diri ini, aku akan terus mengejar kedudukan hamba di sisimu itu ya rabbi... kerna mereka tidak mengetahui... dan kerna aku hanya berbuat untukmu... ya rabbi...

Ilahi...

Ampunilah segala khilaf dan kelemahan diri... kerna aku tak sanggup lagi memikul dosa-dosa yang menggunung tinggi... dosa-dosa yang diciptakan oleh kejahilan, kehinaan dan kelemahan yang menghina keyakinanku, membebankan langkahku dan membakar pahalaku... satu per satu...

Ya Ilahi...

Hamba mu ini ingin mengadukan kelemahan diri, ketidak mampuanku untuk beristiqamah tetap teguh dalam mengabdi... apatah lagi beristimrar, sentiasa menambah tinggi pada jalanmu ini... Kelemahanku, kekuranganku, kebodohanku, semuanya Engkau yang Maha tahu... Tunjukilah aku jalan menujumu...

Tolonglah kasihi diriku...
Tolonglah cintai daku...
Tolonglah kasihani aku...

kerna tampa semua itu, aku tak mungkin dapat melepaskan diri dari belengu dosa yang menghambat diri, dan neraka itu mustahil untuk kuhindari...

Read more...