Tuesday, September 9, 2008

Bagai satu tubuh...

Seorang mukmin dengan mukmin yang lain bagaikan satu tubuh...

Tidak beriman seseorang itu selagi mana dia tak mencintai saudaranya seperti mana dia mencintai dirinya... (hadith 40)

Kerana, Sesungguhnya setiap mukmin itubersaudara... (49:10)

Satu badan, bekerjasama antara satu sama lain, masing-masing punya kelebihan dan punya kekurangan...

Tangan tak pernah mempersoalkan kaki, mengapa kaki tak menyuapkan makanan ke mulut seperti yang dilakukannya...

Tangan tak pernah mengatakan ketidak-adilan kaki tak menyuapkan makanan ke mulut...

Mereka tak saling dengki...

Mereka tak saling menghina kekurangan masing-masing...

Mereka tak mempersoal orang lain tak buat pun apa yang dia buat...

Mereka tak pernah rasa seperti buat kerja sorang-sorang...

Kalau salah satu nya sakit, anggota lain terus automatik menggantikan anggota tadi melakukan tugasnya...

Mereka saling berfikir, siapakah yang paling sesuai melakukan sesuatu tugas dengan kaedah yang paling mudah...

Dan dengan senang hati anggota badan yang diberi tugas melakukan tugasnya...

Andai mendapat kelebihan, tak pernah terfikir-fikir samada nak berkongsi atau tidak dengan yang lain...

Hartaku hartamu jua...

Kesakitanmu kesakitanku jua...

Bahagiamu kebahagiaanku jua...

Saling bekerjasama, saling bahu membahu, saling berkongsi rasa, saling kuat menguatkan... menjadikan tubuh itu sempurna...

Kecacatan dan kejahatan satu anggota menyebabkan seluruh tubuh merana.. maka semua anggota akan peka terhadap apa yang berlaku pada anggota yang lainnya...

Kehilangan satu anggota merupakan kepedihan yang luar biasa... Yang dirasakan oleh semua... kerna kita satu tubuh...

Indahnya perumpamaan bagai satu tubuh...

1 Komentar:

Anonymous,  July 22, 2010 at 5:01 PM  

Saat kita menelaah Kal jasadil wahid dengan baik dan benar, maka kita akan menemukan sebuah prinsip kehidupan yang luar biasa. Saat kita berprinsip kal jasadil wahid maka apapun yang terjadi pada umat, sesungguhnya telah menjadi urusan kita. Sebuah prinsip yang amat indah, tapi lagi-lagi kita harus memaknai kal jasadil wahid ini dengan benar.

Post a Comment